11 Desember 2024
Maag akut dan maag kronis rupanya berbeda, berikut perbedaannya!

Maag merupakan salah satu kondisi yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Maag atau dispepsia adalah rasa nyeri yang menimbulkan perasaan tidak nyaman pada lambung akibat dari sejumlah kondisi. Namun umumnya maag disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, luka terbuka pada lapisan dalam lambung, stres, hingga efek samping obat anti inflamasi nonsteroid.

Maag tidak tergolong dalam suatu penyakit, namun maag dapat menjadi gejala dari penyakit. Sehingga meskipun kondisi ini dapat disembuhkan dan ditangani dengan mudah, namun maag dapat semakin parah apabila tidak ditangani dengan baik.

Tak sedikit yang menganggap maag akut dan maag kronis adalah kondisi untuk menggambarkan maag yang sudah parah. Padahal, kedua kondisi tersebut tidaklah sama dan dapat dibedakan berdasarkan tingkat nyeri, penyebab, durasi, serta hasil pemeriksaan endoskopi. Mari membahas kedua perbedaan maag tersebut dalam direktori penyakit SehatQ berikut ini!

Perbedaan Tingkat Nyeri

Ketika kambuh, maag kronis menimbulkan rasa sakit yang tidak terlalu parah namun terjadi secara bertahap dan dapat bertahan lebih lama. Berbeda dengan maag akut yang rasa sakitnya cenderung menyiksa, terlebih ketika Anda mengonsumsi makanan yang menjadi pantangan penderita maag contohnya makanan pedas dan berlemak, minuman berkafein, ataupun ketika terlambat makan.

Perbedaan Penyebab

Meskipun secara umum penyebab maag akut dan maag kronis terbilang sama mulai dari stres, pola makan buruk, maupun kondisi lainnya, namun secara spesifik kedua kondisi ini memiliki penyebab yang berbeda.

Umumnya pada kondisi maag kronis disebabkan oleh infeksi bakteri H. Pylori, sedangkan untuk kondisi maag akut umumnya disebabkan oleh konsumsi obat anti inflamasi non steroid serta obat kortikosteroid.

Perbedaan Durasi

Pada kondisi maag kronis, durasi atau lama sakit umumnya dapat terjadi selama lebih dari 6 bulan bahkan menahun. Sedangkan untuk maag akut umumnya dapat kambuh atau berulang selama 6 bulan. Tingkat kekambuhan maag kronis dan maag akut terbilang sama dan tidak jauh berbeda.

Perbedaan Tes Endoskopi

Endoskopi adalah prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk melihat kondisi dari organ tubuh tertentu secara visual. Pada penderita maag kronis, pemeriksaan endoskopi menunjukkan kondisi jaringan mukosa lambung atau hiperemia terlihat mengecil. Sedangkan pada penderita maag akut, hasil endoskopi menunjukkan kemerahan disertai luka kecil pada jaringan mukosa lambung.

Pelajari Informasi Penyakit Lengkap di Direktori Penyakit SehatQ

Mengetahui informasi penting seputar penyakit kini tak harus melalui setumpuk buku, karena mempelajari informasi penting terkait penyakit dapat dilakukan melalui direktori penyakit SehatQ.

Direktori penyakit persembahan SehatQ menyajikan beragam informasi penyakit lengkap yang dikelompokkan berdasarkan abjad dari A hingga Z. Sehingga Anda dapat mempelajari ilmu kesehatan dari sumber terpercaya dimana saja dan kapan saja, hanya dengan mengakses website SehatQ di https://www.sehatq.com/penyakit.

Karena dengan mempelajari informasi seputar penyakit, wawasan seputar dunia kesehatan pun akan semakin meluas. Ilmu yang didapat pun dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, karena dapat menjadi bekal penting terlebih bagi Anda yang bukan berasal dari ranah kesehatan.

Kondisi maag akut apabila dibiarkan dapat menjadi maag kronis, sehingga apabila sudah dalam kondisi kronis maka dampaknya pun dapat bertambah parah. Sehingga Anda disarankan untuk tidak menunda makan apabila sudah tiba waktunya untuk makan.

Apabila Anda mengalami gejala seperti muntah, kembung, rasa panas pada perut bagian atas, nyeri pada ulu hati, kesulitan menelan, berat badan turun tanpa sebab dan tubuh terasa tak nyaman, segera konsultasikan dengan dokter. Semoga informasi diatas bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *